Oleh : Rahmayana
Pada zaman yang serba canggih seperti yang ada pada era sekarang, perkembangan teknologi dan persebaran informasi yang amat pesat, seolah dunia berada dalam satu genggaman kita, hari- hari kita di bombardir dengan begitu banyak informasi, mulai dari berita dan fenomena serta desas-desus yang tidak penting sama sekali dan sering kali informasi tersebut belum jelas duduk perkaranya, demikian juga dengan isinya belum tentu valid dan benar bagaimana akar permasalahannya, bagaimana sebab akibatnya tidak bisa kita pastikan bersumber dari suatu hal yang jelas.
Menanggapi fenomena diatas seharusnya kita sebagai insan yang diberikan akal untuk berpikir, berzikir dan berkarir dalam mencapai tujuan dunia dan akhirat, hendaknya cermat dan benar-benar dapat menyeleksi informasi atau berita yang benar- benar layak untuk kita konsumsi secara “matang” dengan melakukan “chek and recheck” mengumpulkan data- data informasi, memverifikasi dan mencari kebenaran dari suatu informasi tersebut, agar suatu informasi tersebut dapat kita telan secara “matang” sehingga berefek pada kesehatan mental dan pikiran kita.
Melalui tulisan ini penulis mengajak semua sahabat bagaimana seharusnya dalam menyikapi suatu informasi atau masalah yang seringkali melingkari (viral) dalam kehidupan sehari-hari kita, untuk itu “yuk jangan latah yuk” dengan tergesa-gesa menshare suatu informasi yang belum jelas akar permasalahannya. Terlebih untuk semua sahabat ku yang muslim, agama kita memerintahkan bagaimana adab dan perilaku bertabayyun serta bertawakal dalam menjalankan interaksi social di kehidupan bermasyarakat yang berbudaya.
Tabbayun artinya mencari kejelasan dengan sejelas-jelasnya dan terang serta menyeleksi, melakukan perbandingan dan memverifikasi suatu informasi yang di beritakan oleh pembawa berita, apakah pembawa berita tersebut bisa di percaya atau tidak dan juga isi berita yang disampaikan benar atau tidak.
Perintah bertabayyun sendiri tertuang dalam al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 6
Ψ§َΩُّΩَΨ§ Ψ§ΩَّΨ°ِΩْΩَ Ψ§ٰΩ َΩُΩْٓΨ§ Ψ§ِΩْ Ψ¬َΨ§ۤΨ‘َΩُΩ ْ ΩَΨ§Ψ³ِΩٌۢ Ψ¨ِΩَΨ¨َΨ§ٍ ΩَΨͺَΨ¨َΩَّΩُΩْٓΨ§ Ψ§َΩْ ΨͺُΨ΅ِΩْΨ¨ُΩْΨ§ ΩَΩْΩ ًΨ§ۢ Ψ¨ِΨ¬َΩَΨ§ΩَΨ©ٍ ΩَΨͺُΨ΅ْΨ¨ِΨُΩْΨ§ ΨΉَΩٰΩ Ω َΨ§ ΩَΨΉَΩْΨͺُΩ ْ ΩٰΨ―ِΩ ِΩْΩَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
Lalu apakah cukup dengan bertabayyun saja? Nah, setelah menanamkan sikap tabayyun sebagai seorang muslim kita juga hendaknya menanamkan sikap tawakal yakni menyerahkan segala urusan dunia ini kepada Allah SWT.
-Wallahu A’lam bisshawab-
Tips bertabayyun
Tidak perlu ikut-ikutan berbondong-bondong menshare suatu perkara yang diluar batas kepengetahuan kita, sehingga jika salah akan menimbulkan Fitnah dan jika benar akan menimbulkan ghibah. Karena “katanya” belum tentu benar “faktanya”.
Penulis : Rahmayana
Editor : adm pilot media Gayo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar